Pengalaman Pertama di Mesjid Nabawi Madinah
Sewaktu memasuki Mesjid Nabawi pertama kali, saya sepertinya kampungan sekali, di dalam begitu luas dan setiap sisi terkesan sama modelnya, baik pintu masuk yang jumlahnya puluhan, tiang2, jalan/ lorong2 di dalamnya, tempat air zam2 untuk diminum yang berderet disetiap jalan dalam mesjid dan juga box tempat sandal, semuanya di buat seragam dan begitu mewah. Rak Al-Qur'an dan Al-Qur'annya pun seragam, baik ukuran maukun bentuk/ motif dan warnanya.
Saya letakkan sandal pada salah satu box yang ada, terus berjalan menuju saf yang lebih kedepan, mengikuti orang lain yang berjalan lebih duluan. lama juga berjalan ke depan, karena memang Mesjidnya cukup luas. Tiba-tiba ada tempat yang disekat dan disekitarnya jamaah berdesak-desakan, saat itulah saya coba ambil gambar ini. Saya ikut saja nimbrung bersama jamaah lainnya sambil berdesakan. Ada sekitar setengah jam kondisi berdesak-desakan ini berlangsung, yaitu sekitar pukul 10.30 sampai dengan pukul 11.30, persisnya saya nggak ingat lagi, karena saya ke mesjid memang agak pagian, dari hotel sekitar pukul 10.00. Hotel dengan mesjid hanya berjarak sekitar 80 meter.
Saat saya asyik nyepret ambil poto sana sini untuk mengurangi rasa kebingungan melihat jamaah bedesak-desakan, tiba-tiba jamaah yang di depan berlari kearah samping kiri, (waktu itu saya sudah agak dekat dengan mimbar Rasulullah), rupanya sekat dari kain tirai putih tadi telah tidak ada lagi. Saya juga ikutan berlari dengan jamaah yang lainnya, biar tidak terinjak atau tersenggol kuat oleh jamaah dari arah belakang dan samping kanan saya, eh ternyata saat saya duduk, sudah berada di karpet hijau keabu-abuan. Baru saya ingat kalau karpet hijau ini adalah lokasi Raudah. (Dalam mesjid, semua karpet berwarna merah, khusus di Raudah warna karpetnya hijau keabu-abuan)
Alhamdillah, pertama datang ke Mesjid Nabawi, dapat langsung duduk dan shalat di raudah. Aamiin.
No comments:
Post a Comment