Pengembara yang masih tertatih berjalan di bawah bayang fatamorgana

Mantari Bungsu ©

About

Blog ini merupakan catatan pribadi dan kutipan serta tulisan dari berbagai sumber yang penulis rasa layak untuk di publish dan semoga dapat menjadi salah satu bahan referensi dan bacaan yang sifatnya untuk konsumsi personal dan atau lembaga.
Berbagai tulisan terkait pendidikan, agama dan budaya menjadi fokus kami dalam menyajikan tulisan dihadapan netizer.
Berbagai kritikan dan saran serta pandangan dan apresiasi kami harapkan dari netizer yang sempat singgah di blog ini.
Terimakasih.

Resume

Employment

Abdi Negara

Education

IKIP Padang

Portfolio

masa 2

Bayi mungil itu, hari demi hari, minggu dan bulan, bayi kecil terus tumbuh dan berkembang, hingga pada usia belasan bulan dia mulai memahami sekelilingnya. Sambil belajar berjalan tertatik-tatih, si bayi melihat ujung selimut belang merah, coklat dan kuning tua yang sudah lusuh tengah menyelimuti sebatang tubuh wanita tua, wanita itu berusaha untuk bangun dan memanggil si bayi dengan melambai-lambaikan tangannya dan mungkin juga menyuarakan nama si bayi, si bayi mendekat untuk minta di peluk namun entah apa yang menghalangi, mungkin juga ditegah oleh Ibu si bayi atau nenek si bayi yang waktu itu mereka semua sedang duduk-duduk di ruang tengah rumah adat minang yang mereka tempati. Jendela ruang ke tiga dan keempat rumah itu tertutup, sepertinya itu disengaja karena di ruangan itu sedang terbaring wanita yang telah terlalu uzur. Pada waktu kemudian, setelah si bayi besar baru dia ketahui bahwa wanita tua itu ternyata nenek dari ibunya atau sering dipanggill iyak. Iyak...... Itulah kenangan yang masih tertinggal dalam pikiran ini, aku tidak tahu lagi kapan iyak berpisah dengan kami. Ku dengar, aku dibawa ketempat lain saat prosesi pemakaman mu.

Category

No comments:

Popular Post

Comments

Videos

Formulir Kontak

♖Your Name :
✎Your Email *required
✉Your Message *required